Home » » Hj Percha : Pencemaran Sungai Ogan Memprihatinkan

Hj Percha : Pencemaran Sungai Ogan Memprihatinkan

Written By OKU BANGKIT on Friday, September 19, 2014 | 9:28 PM

BATURAJA-Wilayah Kecamatan Ulu Ogan Kabupaten OKU yang berbatasan dengan dua kabupaten lainnya yakni Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten OKU Selatan, ternyata memiliki segudang permasalahan yang belum dituntaskan oleh pemerintah daerah. Selaian kondisi jalan yang rusak parah yang paling mencolok dan dianggap sangat mendesak untuk segera mendapatkan perhatian pemerintah daerah adalah masalah pencemaran sungai ogan kanan yang diduga akibat aktifitas penambangan yang. dilakukan PT Gheotermal energy Lumut Balai yang berlokasi dihulu sungai ogan perbatasan OKU dengan Muara Enin.
Perusahaan tersebut diduga tidak mengantongi Analisis dampak lingkungan ( AMDAL) yang baik terbukti sudah beberapa tahun terakhir semenjak adanya aktifitas penambangan itu berdampak pada kerusakan lingkungan khususnya pencemaran aliran sungai ogan.
Secara kasat mata terjadi perubahan warga disepanjang aliran sungai ogan yang menjadi sumber air bagi warga. Di tujuh desa di kecamatan tersebut yakni desa Kelumpang, Gunung Tiga, Ulak Lebar, Pedataran, Sukajadi, Mendingin dan desa Belandang. Saking parahnya pencemaran yang terjadi kini warna air sungai itu berwarna kuning kecoklatan diduga bercampur lumpur.
Kondisi ini dikeluhkan sejumlah tokoh masyarakat setempat kepada Hj Percha Leanpuri anggota DPD/MPR RI yang berkunjung kewilayah itu, Senin (15/9/2014) kemarin.  Seperti yang disampaikan Arifin (45) warga desa Sukajadi menurutnya akibat pencemaran tersebut, kini warga terpaksa mencari sumber air baru untuk kebutuhan sehari-hari selain itu air ogan ini menyebabkan gatal-gatal dikulit jika digunakan untuk mandi dan mencuci.
"Dulu sudah ada perwakilan warga yang mendatangi perusahaan itu. Tapi hingga kini tidak ada kejelasan hasilnya. Sementara Pemerintah daerah seolah tidak tau," ujarnya.Hal yang senada juga diungkapkan warga Pedataran yang berharap masalah krisis air bersih diwilayah Ulu Ogan segera diatasi.
Menanggapi keluhan warga ini, Hj Percha menegaskan seharusnya masalah pencemaran sungai ogan tersebut dapat diselesaikan dengan cepat jika ada koordinasi yang baik antara pemerintah OKU dengan Muara Enim.
"Pemerintah harusnya peka dengan kondisi rakyat. Apa yang menjadi keluhan rakyat harus ditindak lanjuti, jangan diam saja," ujarnya. Bakal Calon Bupati OKU ini juga meminta ada koordinasi duduk satu meja kedua pemerintah tersebut sebab air merupakan kebutuhan pokok warga.
"Selain itu perusahan pengeboran harus bertanggung jawab dengan segala bentuk akibat aktifitasnya. Misalkan harus ada Corporate Social Responbility (CSR) bagi warga sekitar terutama bagi warga yang dirugikan," imbuhnya.
Dalam rangkaian kunjungannya di Kecamatan Ulu Ogan kali ini, putri sulung Bupati OKU Timur H Herman Deru ini mengajak masyarakat untuk kedepannya lebih cermat memilih pemimpin, karena menurutnya seorang pemimpin itu hanya ada dua yakni pemimpin yang peka dan yang peka. Peka artinya cepat tanggap dengan keluhan masyarakat apalagi yang terkait langsung dengan hajad hidup orang banyak.
“Namun jika pemimpinnya pekak`, ya seperti yang dirasakan masyarakat saat ini, permasalahan sudah lama muncul tapi pemimpinnya diam saja," tandasnya.(Herman Danawi)
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | aviq
Copyright © 2014. OKU BANGKIT Mengembalikan Kejayaan Kab.OKU
Template Create edited by Aviq
Proudly powered by Blogger and Mas Template