Hj Percha Blusukan di Kalangan Tangsi Lontar
Pengandonan- Disela sela Road Shownya disejumlah desa di Kecamatan Pengandonan, Selasa (16/9/2014) pagi lalu. Anggota DPD/MPR RI Hj Percha Leanpuri menyempatkan diri blusukan atau menyapa secara langsung para pedagang dan pengunjung pasar tradisional (Kalangan) disepanjang ruas Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Sumatera desa Tangsi Lontar. Kedatangan Hj Percha Leanpuri tersebut, disambut hangat para pedagang dan pengunjung pasar yang mayoritas dipadati ibu-ibu rumah tangga yang berasal dari sejumlah desa dalam Kecamatan Pengandonan, Muara Jaya dan Kecamatan Ulu Ogan.
Betapa tidak selama ini mereka hannya tahu Hj Percha dari tanda gambar saja. Namun kali ini para pengunjung pasar dan masyarakat yang melintas tanpa disengaja mereka dapat bertemu langsung dengan Calon Bupati OKU Priode 2015-2020 yang satu satunya mewakili kaum hawa tersebut. Ibu Percha ini, Alhamdulillah ahirnye tegah kami gok calon bupati alap (cantik red) ni, selame ini. Cuma nginak gambar ne kian,” ujar salah satu pedagang sayur yang langsung menyalami Hj Percha yang di ikuti oleh warga lainnya.
Dalam blusukan itu anggota DPD RI perwakilan Sumatera Selatan ini sempat membeli sejumlah kebutuhan dapur seperti sayuran, cabe, pate dan juga ikan. Barang yang dibelinya itu selanjutnya diberikan pada pengunjung pasar yang kebetulan saat yang sama juga tengah bersebelahan dengan Hj Percha.
"Terimekaseih ibung Percha. Nganlah mbelikan aku labu siam," ucap Irma (30) yang mengaku berasal dari desa Lontar. Dikesempatan yang sama Hj Percha berbincang dengan pedagang yang pengunjung pasar.
“Hargo sayur ni bu Percha kadang naik, kadang stabil, karno sayur mayur ni di beli dari luar bukan sayur kito lokal sini, pada hal tanah subur tempat kito ni tapi sayur nak beli tempat lain,” keluh tati (30) pedagang sayur di pasar kalangan tangsi lontar.
Tak hanya sayur mayur, harga beras juga terkadang melambung tinggi, karena beras bertumpu pada musim panen di daerah lain seperti OKU Timur dan lampung, karena beras dari petani di kecamatan ini tidak mencukupi akibat banyak lahan persawahan yang tidak di garap karena terkendala tidak adanya irigasi yang memadai untuk mengairi area persawahan warga.
“ Kebun sekarang cuma ditanami Kopi, nak nanam karet banyak hama nyo, kami lah berapo kali ngusulkan ke pemerintah kalo be hama babi hutan biso di berantas, tapi sekarang masih banyak babi, kami dak pacak nanam apo-apo karno selalu dimakani oleh hama babi,”ungkap warga lainnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Hj Percha mengungkapan kedepan lahan pertanian milik warga harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Menurutnya jangan sampai ada lahan pertanian yang tidur, jika perlu irigasi, bangunkan irigasi, banyak tanaman rusak karena babi, akan dilakukan upaya pembasmian hama agar masyarakat tidak terganggu oleh hama saat menggarap lahan pertaniannya. “Dengan cara datang langsung ke masyarakat seperti ini, Saya sudah tahu apa permasalahan masyarakat," ucapnya.
Lebih lanjut Hj Percha mengatakan, kunjungannya ke pasar tradisional, ke kampung-kampung merupakan upaya menginventarisir segala bentuk permasalahan yang ada ditengah masyarakat.
“Semua permasalahan, masukan dan yang diinginkan warga ini akan kita tampung untuk dicarikan solusi yang terbaik," imbuhnya.(Herman Danawi)
Betapa tidak selama ini mereka hannya tahu Hj Percha dari tanda gambar saja. Namun kali ini para pengunjung pasar dan masyarakat yang melintas tanpa disengaja mereka dapat bertemu langsung dengan Calon Bupati OKU Priode 2015-2020 yang satu satunya mewakili kaum hawa tersebut. Ibu Percha ini, Alhamdulillah ahirnye tegah kami gok calon bupati alap (cantik red) ni, selame ini. Cuma nginak gambar ne kian,” ujar salah satu pedagang sayur yang langsung menyalami Hj Percha yang di ikuti oleh warga lainnya.
Dalam blusukan itu anggota DPD RI perwakilan Sumatera Selatan ini sempat membeli sejumlah kebutuhan dapur seperti sayuran, cabe, pate dan juga ikan. Barang yang dibelinya itu selanjutnya diberikan pada pengunjung pasar yang kebetulan saat yang sama juga tengah bersebelahan dengan Hj Percha.
"Terimekaseih ibung Percha. Nganlah mbelikan aku labu siam," ucap Irma (30) yang mengaku berasal dari desa Lontar. Dikesempatan yang sama Hj Percha berbincang dengan pedagang yang pengunjung pasar.
“Hargo sayur ni bu Percha kadang naik, kadang stabil, karno sayur mayur ni di beli dari luar bukan sayur kito lokal sini, pada hal tanah subur tempat kito ni tapi sayur nak beli tempat lain,” keluh tati (30) pedagang sayur di pasar kalangan tangsi lontar.
Tak hanya sayur mayur, harga beras juga terkadang melambung tinggi, karena beras bertumpu pada musim panen di daerah lain seperti OKU Timur dan lampung, karena beras dari petani di kecamatan ini tidak mencukupi akibat banyak lahan persawahan yang tidak di garap karena terkendala tidak adanya irigasi yang memadai untuk mengairi area persawahan warga.
“ Kebun sekarang cuma ditanami Kopi, nak nanam karet banyak hama nyo, kami lah berapo kali ngusulkan ke pemerintah kalo be hama babi hutan biso di berantas, tapi sekarang masih banyak babi, kami dak pacak nanam apo-apo karno selalu dimakani oleh hama babi,”ungkap warga lainnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Hj Percha mengungkapan kedepan lahan pertanian milik warga harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Menurutnya jangan sampai ada lahan pertanian yang tidur, jika perlu irigasi, bangunkan irigasi, banyak tanaman rusak karena babi, akan dilakukan upaya pembasmian hama agar masyarakat tidak terganggu oleh hama saat menggarap lahan pertaniannya. “Dengan cara datang langsung ke masyarakat seperti ini, Saya sudah tahu apa permasalahan masyarakat," ucapnya.
Lebih lanjut Hj Percha mengatakan, kunjungannya ke pasar tradisional, ke kampung-kampung merupakan upaya menginventarisir segala bentuk permasalahan yang ada ditengah masyarakat.
“Semua permasalahan, masukan dan yang diinginkan warga ini akan kita tampung untuk dicarikan solusi yang terbaik," imbuhnya.(Herman Danawi)
Post a Comment